SOLO, MettaNEWS – Astrid Widayani resmi menjadi Rektor Universitas Surakarta (Unsa) sejak minggu lalu Kamis (2/2/2023). Astrid Widayani merupakan wanita pertama yang menjadi rektor Kampus Unsa.
Ia akan menjabat selama 4 tahun hingga 2027 nanti, Astrid juga telah menyiapkan beberapa program gebrakan untuk membawa Unsa sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi lebih unggul.
Astrid yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Surakarta (YPTS) turun gunung untuk memajukan Unsa dengan implementasi visi misi secara nyata.
“Saya berharap dengan pengalaman, kolaborasi, networking yang sudah saya bangun selama 5 tahun terakhir. Sebagai Ketua Yayasan juga menjadi momen yang bagus. Untuk mengimplementasikan semua yang menjadi visi misi sampai dengan rencana strategi dan rencana operasional Unsa,” papar Astrid pada awak media, Senin (6/2/2023).
Menurutnya usia Unsa yang akan memasuki seperempat abad menjadi motivasi agar universitas menjadi lebih berkembang dengan memperkuat kolaborasi hingga tingkat internasional.
“Di dunia institusi pendidikan usia 25 sampai 30 tahun itu tidak hanya dikenal publik dan sebagai salah satu tempat untuk belajar di pendidikan tinggi. Namun, sudah harus memperkuat kolaborasi dan kerjasama yang baik dengan semua stakeholder, pemerintah sampai ke tingkat internasional,” ujar Astrid.
Sasaran jangka pendek dalam kinerjanya sebagai Rektor Unsa, Astrid menyebut akan meningkatkan kinerja perguruan tinggi swasta seperti ketentuan Lembaga Layanan (LL) Dikti.
“Kinerja PTS-nya harus meningkat tidak boleh ada yang merah, tidak boleh ada yang kosong di sistem. Kemudia kolom-kolom yang di LL Dikti sebagai implementasi beberapa kebijakan seperti MBKM juga harus saya isi. Jadi itu yang menjadi sasaran terdekat selaku rektor,” terang Astrid.
Astrid Widayani jadi Rektor Universitas Surakarta : Kolaborasi Dalam dan Luar Negeri
Kolaborasi ini akan mengejar ketertinggalan Unsa dengan perguruan tinggi lainnya. Astrid yang aktif dalam mendorong kemajuan kaum perempuan itu mengatakan saat ini Unsa telah banyak kerjasama dengan berbagai pihak.
“Kita kerjasama itu sudah banyak baik secara lokal nasional maupun internasional tetapi fungsi nanti saya memimpin sebagai rektor. Lebih secara langsung hadir dan juga memotivasi teman-teman yang ada di lembaga untuk tidak ketinggalan dengan kampus lain,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan beberapa kampus di negara lain. Seperti Thailand dan Malaysia berbentuk pertukaran mahasiswa, dosen hingga staff. Astrid akan mendorong implementasi kolaborasi tersebut agar menjadi lebih optimal.
Sekretaris APTISI Jawa Tengah itu berencana akan membuat kegiatan international conference secara rutin di UNSA. Hal ini menjadi kemandirian UNSA untuk menyelenggarakan gelaran pendidikan tingkat internasional.
“Biasanya kita belum mandiri, jadi saya pengen mendorong UNSA secara mandiri lebih rutin. Untuk menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara mandiri,” pungkasnya.