Timlonet Solo — Astrid Widayani resmi menjadi Rektor Universitas Surakarta (UNSA), pada Kamis (2/2). Astrid merupakan perempuan pertama yang menjadi rektor UNSA.
“Dengan pengalaman, kolaborasi, networking yang sudah saya bangun selama lima tahun terakhir sebagai Ketua Yayasan ini, menjadi momen yang bagus untuk UNSA mengimplementasikan semua yang menjadi visi misi sampai dengan rencana strategi dan rencana operasional UNSA,” terang Astrid Widayani, Senin (6/2).
Dirinya telah menyiapkan beberapa program gebrakan untuk membawa UNSA sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) yang unggul. Astrid yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Surakarta (YPTS) turun gunung untuk memajukan UNSA dengan implementasi visi misi secara nyata.
Menurutnya, usia UNSA yang telah memasuki seperempat abad menjadi motivasi agar universitas yang dipimpinnya itu menjadi lebih berkembang dengan memperkuat kolaborasi hingga tingkat internasional.
“Di dunia institusi pendidikan usia 25 sampai 30 tahun itu tidak hanya dikenal publik kemudian dipercaya sebagai salah satu tempat untuk belajar di pendidikan tinggi, tapi sudah harus memperkuat kolaborasi dan kerjsama yang baik dengan semua stakeholder, pemerintah sampai ke tingkat internasional,” ujar Astrid.
Kolaborasi ini, lanjutnya, akan mengejar ketertinggalan UNSA jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Wanita yang aktif dalam mendorong kemajuan ekonomi itu mengaku, saat ini telah banyak kerjasama yang dijalin pihak UNSA dengan berbagai pihak.
“Kami kerjasama itu sudah banyak baik secara lokal nasional maupun internasional tetapi fungsi nanti saya memimpin sebagai rektor lebih ke mengawal secara langsung hadir dan juga memotivasi teman-teman yang ada di lembaga untuk tidak ketinggalan dengan kampus lain,” jelasnya.
Disinggung mengenai sasaran jangka pendek dalam kinerjanya sebagai Rektor UNSA, Astrid menyebut akan meningkatkan kinerja perguruan tinggi swasta seperti ketentuan Lembaga Layanan (LL) Dikti.
“Kinerja PTS-nya harus meningkat, tidak boleh ada yang merah, tidak boleh ada yang kosong di sistem. Kemudian kolom-kolom yang diminta di LL Dikti sebagai implementasi beberapa kebijakan seperti MBKM juga harus saya isi jadi itu yang menjadi sasaran terdekat selaku rektor,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan beberapa kampus di negara lain seperti Thailand dan Malaysia berbentuk pertukaran mahasiswa, dosen hingga staf. Astrid akan mendorong implementasi kolaborasi tersebut agar menjadi lebih optimal.
Sekretaris APTISI Jawa Tengah itu berencana akan membuat kegiatan international conference secara rutin di UNSA. Hal ini menjadi kemandirian UNSA untuk menyelenggarakan gelaran pendidikan tingkat internasional.
“Jadi biasanya kita menyelenggarakan conference bersama APTISI, belum mandiri. Jadi saya pingin mendorong UNSA secara mandiri lebih rutin menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara mandiri,” katanya.